Tokoh-tokoh
Renaissance
A. Dante
Alighiere (1265-1321)
Dante
lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasala dari keluarga kaya raya.
Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka dari
pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Perancis.
Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang atoritas moral Kepausan yang
dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tuangkan dalam sebuah buku
yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi tentang
kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja
Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan Kepausan) yang
otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah La Vita Nuova (The New Life)
berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang
ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di Revenna. Buku ini berisi
tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan dalam perjalanan dari
dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman
Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inverno
(neraka), purgatoria (pembersih jiwa), dan paradiso (surga).
B. Lorenzo
Valla (1405-1457)
Lahir
di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum. Salah satu ungkapannya yang
sangat terkenal adalah “Mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan adalah
jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pahal tertinggi”.
Hasil karyanya antara lain adalah De volupte (kesenangan) yang terbit
pada tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang
mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan
keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero erbitrio (keinginan
bebas) yang mengatakan individualitas manusia berakar pada kebesaran dan
keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta
tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif
manusia dalam sejarahnya. Judul bukuDe falso credita et ementita Constantini
donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh
Kaisar Constantinus sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas
bukan gaya bahasa abad ke4 melainkan abad ke-8.
C. Nicollo
Machiavelly (1469-1527)
Machiavelly
lahir pada tahun 1469 di Florence, meninggal dunia tahun 1527 pada umur 58
tahun, ayahnya adalah seorang ahli hukum, tergolong anggota keluarga terkemuka
tetapi tidak begitu berada. Machiavelly hidup pada saat puncak
kejayaan renaisaans di Italia, dan pada saat itu italia masih terbagi-bagi
dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negara yang bersatu seperti Prancis,
Spanyol atau Inggris. Karena itu tidak mengherankan jika pada masa ini Italia
lemah secara militer meskipun briliant dalam segi kultur.
Di
kala Michiavelly muda, Florence diperintah oleh penguasa Medicine yang mashur,
Lorenzo. Setelah Lorenzo meninggal dunia tahiun 1492, beberapa tahun kemudian
penguasa Medicini diusir dari Florence. Florence menjadi Republik (Republic
Forentine). Pada tahun 1498, Machiavelli yang berumur dua puluh sembilan tahun,
memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas
tahun setelah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam
berbagai misi diplomasi atas namanya, melakukan perjalanan ke prancis, jerman,
dan di dalam negeri italia.
Tahun
1512, Repuplik Forentine digulingkan dan penguasa Medicine kembali memegang
tampuk kekuasaan, Machiavelly di pecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya
dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medicine.
Meski disiksa ia tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya di
bebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu ia pensiun dan berdiam di
sebuah perkebunan kecil di San Casiano, tidak jauh dari Florence.
Semasa hidupnya, Machiavelly menulis beberapa
buku, yaitu: (1) the prince (sang pangeran), karya paling monumental di tulis
pada tahun 1513; (2) the discources upon the first ten books of titus
livius (pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama titus livius). The art
of war (seni berperang) dan lain lain.
D. Boccacio
(1313-1375)
Giovani
Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedangang yang
berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos
seperti Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi
seperti Amoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak
karyanyaDecamerome, karya sastra lainnya De genealogis deorum
gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun dalam 15 jilid.
E. Francesco
Petrarca (1304-1374)
Lahir
pada 20 Juli 130 di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke
Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra dan seni lukis.
Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa
adanya. Salah satu ungkapannya pada alam dituangkan dalam karya lukis yang
diberi nama Ikaros.
F. Desiderius
Erasmus (1466-1536)
Eramus
lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibunya bernama Margaret. Setelah lulus
dari Sekolah Atas ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn hingga menjadi pastor
kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil karya Eramus dikelompokan
menjadi tiga, yaitu:
a) Kelompok
karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala kelemahan penyakit
korup, munafik yang melanda warga masyarakat, seperti Praise of Folly (1509).
b) Kelompok karya bernada satiris berupa pesan
moral yang diharapkan dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum
Katolik, seperti buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501),
The Complaint of peace (1517).
c) Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci
Perjanjian Baru berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New
Testament (1505), The Prince of the Christian Humanists.
Pada
masa renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang baru,
yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu
adalah humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materialisme.
1) Humanisme
Zaman
renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman humanisme. Maksud ungkapan
ini adalah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad pertengahan itu
manusia di anggap kurang di hargai sebagai manusia. Kebenaran diukur
berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah dari manusia. Karena manusia
mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme menganggap manusia
mampu mengatur dirinya dan dunia;
2) Rasionalisme
Rasionalisme
adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika
empirisme mengatakan bahwa pengetahuan di peroleh dengan alam mengalami objek
empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara
berfikir. Alat dalam berfikir itu adalah kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah
logika.
Rasonalisme ada dua macam, dalam bidang agama
dan filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam
bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme.
Rasionalisme dalam bidang agama adalah
kemampuannya untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat
terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme,
rasionalisme berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang
atau bersumber dari penemuan akal.
3) Empirisme
Empirisme
adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan peranan
akal, istilah empirisme diambil dari bahasa yunani empeiria yang
berarti coba-coba atau pengalaman.
Empirisme sebagaai lawan rasionalisme
berpendapat bahwa pengetaahuan diperoleh dari pengalaman dengaan cara
observasi/penginderaan baik pengalamaan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun
pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Pengalaman merupakan faktor
fundamental, dan ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia;
4) Materialisme
Paham
ini di pelopori oleh LAMETTRIE (1709-1751). Bagi dia manusia tak lain dari
mesin begitu pula halnya dengan binatang, sehingga tak ada bedanya antara
manusia dengan binatang. Ia mengingkari prinsip hidup pada umumnya. Ia mencoba
membuktikan, bahwa bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak), sedangkan
jiwa tanpa bahan (badan) tak mungkin ada, jantung katak yang dikeluarkaan dari
tubuh katak masih berdenyut beberapa detik (hidup kata Lamettrie), sedangkan
tak mungkin ada katak, jika tak ada badannya! Demikianlah nyata benar,
menurut Lamettrie bahwa prinsip hidup itu tak ada dan tentu tak ada
prinsip hidup yang rohani.